Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan kinerja Pasar Modal Indonesia
semakin baik dan dapat terus mendukung perekonomian nasional dan melewati
rintangan serta menjawab berbagai tantangan di 2023. Hal tersebut
disampaikannya dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun
2023 yang diselenggarakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

“Akhir tahun 2022, PPKM telah dicabut. Ini bukan untuk gagah-gagahan tetapi karena memang
sudah ada kajian selama 10 bulan terakhir yang menunjukkan kita telah berhasil
mengendalikan pandemi COVID-19 dengan harapan dicabutnya PPKM ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih baik dari 2022,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Jokowi berharap pelaku pasar modal dapat terus menjaga
semangat dan optimisme untuk menapaki 2023 serta terus mengawal pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Mahendra Siregar menyampaikan bahwa kinerja perekonomian Indonesia yang
dicerminkan dari kinerja pasar modal jauh lebih baik dibanding negara-negara di
Eropa dan Asia.

Per 30 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.850,62 poin atau
berhasil tumbuh sebesar 4,09 persen secara year-to-date. Seiring dengan
pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,06 persen
secara year-to-date yaitu sebesar Rp 9.499 triliun atau 50 persen
dari PDB Indonesia tahun 2022.

Selain itu, peningkatan kinerja IHSG juga diikuti dengan pertumbuhan
jumlah investor ritel di Indonesia menjadi 10,30 juta SID atau meningkat lebih
dari 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Jumlah investor ritel ini didominasi
oleh investor domestik sebesar 55 persen dan didominasi investor berusia di
bawah 30 tahun sebesar 58,74 persen.

Di 2022 IHSG pernah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level
7.318,01 poin, tepatnya pada tanggal 13 September 2022. Demikian halnya dengan
kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada
tanggal 27 Desember 2022 sebesar Rp 9.600 triliun.

Ia pun mengatakan bahwa prioritas dalam pasar modal Indonesia ke depan
yaitu peningkatan integritas, akuntabilitas dan kredibilitas. Menurutnya,
dengan kondisi yang positif ini diperkirakan peningkatan investasi di pasar modal
Indonesia akan terus membaik di 2023.

“Maka, tidak ada istilah wait and see bagi investasi
indonesia. It’s all about investment, investment, investment. Kita harus
menguatkan itu dan kita dorong momentumnya,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati berharap, hadirnya Presiden Jokowi pada Pembukaan Perdagangan Bursa
Efek Indonesia dapat menyuntik semangat dan motivasi kepada pelaku
pasar, self-regulatory organizations, dan seluruh Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) dalam rangka membangun integritas dan kredibilitas investor.

“Tahun 2023 merupakan tahun ujian bagi seluruh pihak baik di sektor
keuangan maupun sektor lainnya. Pemerintah serta otoritas sektor keuangan akan
menghadapi ujian berupa pengendalian inflasi, pencegahan resesi, pemulihan
ekonomi pasca-pandemi, serta meningkatkan sumber pembiayaan jangka panjang yang
perlu ditingkatkan,” ujar Sri Mulyani.