Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka
Konsolidasi Nasional Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, di Hotel
Bidakara, Jakarta. Dalam sambutannya, Presiden menekankan peran sentral
pengawasan pemilu untuk membangun pemilu yang berkualitas dan dipercaya.
“Pengawasan Pemilu menempati posisi yang sangat sentral
untuk membangun pemilu yang berkualitas, untuk membuat hasil pemilu dipercaya
oleh rakyat kita. Sebagaimana perintah undang-undang, kita harus menyiapkan
pemilihan serentak untuk presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD, dan
dilanjutkan pada pilkada serentak pada tahun yang sama,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, Pemilu dan Pilkada 2024 akan menjadi pesta
demokrasi terbesar dalam sejarah pemilu di Indonesia, dan mungkin terbesar di
dunia karena dilaksanakan serentak dalam tahun yang sama. Oleh karena itu,
dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya, Pemilu 2024 akan menjadi
pekerjaan yang sangat besar dan yang terberat.
“Kita juga harus ingat hati-hati mengenai ini, yang
melibatkan jumlah pemilih yang sangat besar, dengan rentang wilayah pemilihan
yang luas, dan kondisi geografis kita yang sangat beragam,” imbuhnya.
Meskipun demikian, Kepala Negara meyakini bahwa dengan
pengalaman yang dimiliki dalam penyelenggaraan pemilu-pemilu sebelumnya,
Indonesia memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk mempersiapkan pemilu ke
depan yang jauh lebih berkualitas. Menurut Kepala Negara, kualitas pemilihan
umum merupakan fondasi politik yang penting di dalam bernegara dan
berpemerintahan.
“Untuk itu, pengawasan pemilu, peran Bawaslu menempati
posisi yang sangat sentral. Untuk menjaga integritas pemilu, pengawasan harus
dilakukan di semua tahapan pemilu. Seluruh prosesnya harus diawasi dengan
sangat cermat, ditangani dengan sangat hati-hati, untuk mewujudkan pemilu yang
berkualitas,” jelasnya.
Presiden juga mengingatkan bahwa dalam proses demokrasi,
kepercayaan adalah kunci. Penyelenggaraan pemilu yang terpercaya akan
membuahkan sebuah legitimasi yang kuat. Presiden mengibaratkannya seperti
pertandingan sepak bola, semua akan menerima dan mengakui hasil pertandingan
jika prosesnya dilakukan secara adil dan berintegritas.
Presiden mencontohkan persoalan yang kerap terjadi dalam
setiap pemilu yaitu soal daftar pemilih tetap (DPT) yang sering dijadikan bahan
untuk menuding terjadinya kecurangan. Oleh sebab itu, Presiden berharap Bawaslu
benar-benar bekerja keras untuk mengawasi proses penyusunan DPT ini.
“Kalau ada yang menghambat, apalagi dari pihak pemerintah
yang tidak kooperatif, nanti Pak Rahmat Bagja laporkan ke saya, karena urusan
DPT ini sangat krusial. Dari tahun ke tahun selalu ini terus yang menjadi bahan
dan sangat mempengaruhi trust,
mempengaruhi kepercayaan masyarakat kita. Padahal yang namanya data itu kita
ini paling lemah di urusan data, karena memang geografis kita rentangnya sangat
panjang dan sangat beragam. Untuk itu, sekali lagi, Bawaslu harus selalu hadir
untuk memastikan proses pemilu yang bebas dan rahasia, serta jujur dan adil,”
tandasnya.
0 Comments
Posting Komentar