Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
mengaku senang Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyampaikan akan ada
pengawasan media sosial melalui policy
cyber.
 Sebab menurut Jokowi, masalah berkaitan dengan pemilu sering
berawal dari media sosial (medsos).

"Ngipas-ngipasin dimulai
dari situ, nanti lapangannya kan menjadi ramai dan panas karena kipasan dari
medsos," kata Jokowi di acara konsolidasi nasional Bawaslu, dikutip dari
YouTube Sekretariat Presiden

"Oleh sebab itu saya setuju
sekali pak ketua Bawaslu menyampaikan itu," imbuhnya.

Ia juga mengingatkan potensi
pelanggaran terkait dengan politik identitas, politik SARA dan hoax yang
memanas saat Pemilu dan Pilkada 2024.

Untuk itu, Kepala Negara
mengingatkan agar Bawaslu berhati-hati mengenai hal tersebut dan harus segera
memperingatkan pihak yang melakukan pelanggaran.

"Hati-hati, kita ini beragam,
agama, suku, ras, beragam. Jadi hati-hati kalau ada percikan kecil mengenai
ini, segera diperingatkan, nggak usah
ragu-ragu, segera peringatkan, panggil, pasti grogi," ujarnya.

Presiden Jokowi menambahkan bahwa
gelaran Pemilu dan Pilkada 2024 serentak menjadi pesta demokrasi terbesar
sepanjang sejarah di Indonesia. Bahkan terbesar di dunia. Oleh karena itu,
peran Bawaslu menempati posisi sentral untuk membangun pemilu yang berkualitas.

"Kualitas pemilihan umum
merupakan pondasi politik yang penting di dalam kita bernegara dan
berpemerintahan pengawasan pemilu peran Bawaslu menempati posisi yang sangat
sentral." pungkasnya.