Joko Widodo menyampaikan bahwa selama lima dekade
terakhir, ASEAN berupaya memelihara stabilitas dan perdamaian di kawasan. Oleh
sebab itu, upaya tersebut harus terus dilanjutkan. Demikian disampaikan Jokowi
saat berbicara pada KTT Ke-17 Asia Timur di Hotel Sokha Phnom Penh.

“Negara KTT Asia Timur harus memperkokoh fondasi
perdamaian di Indo-Pasifik. Bukan justru menabur benih permusuhan apalagi
menabuh genderang perang. Indo-Pasifik jangan hanya dilihat dari perspektif
sempit politik keamanan, namun potensi kerja sama ekonominya,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan tiga
usulan yang dapat diterapkan dalam hubungan KTT Asia Timur. Pertama, perkokoh
semangat dan paradigma untuk kolaborasi. Negara Asia Timur harus dapat mewadahi
rasa saling percaya antarnegara.

“Budaya kerja sama harus diperkuat untuk atasi
berbagai tantangan di kawasan. Untuk itu saya ajak kita perkuat kerja sama
konkret, sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Saya mengundang
negara-negara Asia Timur untuk berpartisipasi dalam Indo-Pacific Infrastructure
Forum tahun depan di Indonesia,” ujarnya.

Hal kedua, menurut Jokowi, negara Asia Timur harus
menghomarti rules of the game dalam
hubungan antarnegara. Piagam PBB dan instrumen hukum internasional seperti
UNCLOS harus ditegakkan secara konsisten.

“Penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas
wilayah tidak dapat ditawar atau negosiasikan,” katanya.

Hal ketiga, adalah menciptakan arsitektur kawasan
yang inklusif. “Arsitektur kawasan yang inklusif akan menjadi fondasi kuat
kerja sama yang menguntungkan semua pihak. Tiga Hal Fokus Utama Jokowi Hadapi Tantangan Krisis
Ekonomi di ASEAN.