Jokowi
memaparkan tiga hal fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi
kawasan. Hal tersebut disampaikannya saat berbicara pada ASEAN Global Dialogue
Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh.

“Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata
masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin
berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga
hal,” ungkapnya.

Hal pertama adalah penguatan fiskal negara ASEAN.
Jokowi mendorong agar ruang fiskal harus diciptakan demi stabilitas keuangan.
Demikian pula dengan efisiensi belanja dan mengalokasikan ke program mitigasi
dampak krisis harus menjadi prioritas termasuk jaring pengaman bagi rakyat
kurang mampu.

“Dukungan pada sektor yang memiliki dampak terhadap
ekonomi kawasan juga harus diprioritaskan. ADB telah mengidentifikasinya
seperti pariwisata, agro-processing,
dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena melibatkan UMKM yang wakili 90%
dunia usaha ASEAN,” ucap.

Hal kedua menurut Jokowi adalah penguatan dukungan
keuangan internasional. Kepala Negara menegaskan pentingnya peran lembaga
keuangan internasional dalam merespon krisis dan meminimalisir dampak yang
diakibatkan melalui berbagai instrumen keuangan yang fleksibel.

“Ada instrumen yang sifatnya darurat sehingga bisa
cepat digunakan saat krisis, dan lebih penting dari itu perlu ada instrumen
yang berfungsi mencegah krisis. Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk
antisipasi memburuknya krisis ke depan, salah satunya dengan perkuat
infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk sinergi kebijakan finansial,”
katanya.

Hal ketiga yang disampaikan Kepala Negara yaitu
perdagangan dunia harus diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara
berkembang. Jokowi menyoroti kesulitan yang dialami negara berkembang saat
ingin melakukan hilirisasi.

“Apakah dengan mengeskpor bahan baku mentah negara
berkembang dapatkan keuntungan yang memadai? Jawabannya tidak. Untuk itu,
negara berkembang terus memperjuangkan hak untuk hilirisasi,” tegasnya.

Di akhir pengantarnya, Kepala Negara RI kembali
menegaskan pentingnya berkolaborasi erat dan bekerja sama untuk menghadapi
krisis yang terjadi saat ini.