Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia
(Kadin) Anindya Bakrie menyebutkan, dalam Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC), dengan itu, membantu perekonomian dan kesejahteraan negara tersebut.

Anindya mengungkapkan perasaannya, saat kembali diberikan
kesempatan mendampingi Jokowi menghadiri APEC yang kali ini diketuai oleh
Thailand.


"Di mana sehabis KTT @asean di Cambodia, @g20org di Indonesia sekarang
@apec di Thailand. Memang “Indo-Pacific Tilt” sangat terlihat di 2022, di mana
Indonesia sebagai bintang penuh pujian dengan suksesnya @g20org dan
@theb20summit di Indonesia," kata Anindya dalam Instagram-nya
@anindyabakrie,

Anin mengungkapkan, pada acara tersebut berjalan dengan baik. Hal
itu karena Indonesia memberikan ide dan aksi terobosan untuk keluar dan
berkembang dari krisis pasca Covid, transisi energi, dan konflik di Rusia dan
Ukraina.


"Tidak heran kalau The Economist sampulnya mengatakan Indonesia sebagai
“Asia’s Overlooked Giant”. Ini merupakan perjuangan bersama yang selalu
didengungkan @kadin.indonesia.official," ujarnya.

Anin menceritakan, setelah sesi Plenary bersama 20 negara APEC,
Jokowi berbicara jelas dan menggugah di awal dan akhir sesi Break Out dengan
Amerika, Jepang, Taiwan, Brunei, Peru dan tentu Thailand. Dalam hal ini Jokowi
menyampaikan poin mengenai perlakuan WTO terhadap negara berkembang.


"Beliau (Jokowi) menyampaikan bahwa setiap negara harus diberikan
kesempatan untuk melakukan industrialisasi agar nilai tambahnya dapat membantu
perekonomian dan kesejahteraan negara tersebut dan ujungnya pertumbuhan ekonomi
global bersama," jelasnya.



Menurutnya, APEC merupakan forum yang tepat untuk menyampaikan pendapat. Sebab
menjadi 'rumah' dari 3 miliar manusia, 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB),
dan hampir 50 persen perdagangan dunia.

"Terlihat
banyak kolega ABAC (APEC Business Advisory Council), termasuk dari PNG, sangat
senang dengan intervensi beliau dan meminta foto bersama," imbuhnya.