Presiden
Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk memberikan pengobatan gratis kepada
penderita gangguan ginjal akut yang dirawat. "Saya minta diberikan
pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat, ini penting sekali,"
kata Jokowi saat memberikan arahan di Istana Bogor, Senin (24/10/2022). Jokowi
juga meminta jajarannya untuk menyiapkan pelayanan kesehatan dan pengadaan
obat-obatan yang dapat mengatasi gangguan ginjal akut ini.

Ia
menegaskan, keselamatan masyarakat harus diutamakan dan jangan menganggap kasus
gangguan ginjal akut sebagai masalah kecil. "Ini adalah masalah besar dan
saya hari Minggu sudah menyampaikan pada Menteri Kesehatan untuk sementara obat
yang diduga, meskipun masih diduga, itu dihentikan terlebih dahulu menunggu
investigasi secara menyeluruh dari BPOM," ujar Jokowi. Sebelumnya, Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kasus gangguan ginjal akut di
Indonesia telah mencapai 245 kasus yang tersebar di 26 provinsi. Ia
menyebutkan, kasus kematian akibat penyakit ini telah mencapai 141 kematian
atau 57,6 persen dari total kasus.

Gangguan
ginjal akut misterius ini banyak menyerang anak-anak umumnya balita. Gejala
yang timbul dari penyakit ini yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk
pilek, mual, muntah, ISPA, dan diare. Kemudian berlanjut pada sulit kencing,
berupa air seni berkurang atau tidak ada air seni sama sekali.

Sejauh
ini, belum ditemukan penyebab pasti. Meski begitu, Kemenkes mengambil langkah
konservatif untuk menyetop sementara penjualan obat sirup yang dinyatakan tidak
aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Adapun zat kimia berbahaya
itu adalah etilen glikol (EG), dietilen glikol (DG), dan etilen glikol butyl
ether (EGBE). Zat ini menjadi cemaran dari empat bahan pelarut tambahan lainnya
yang masih diperbolehkan. Diduga pasien gangguan ginjal akut sempat mengonsumsi
obat sirup yang mengandung empat bahan pelarut tambahan yang mengandung cemaran
zat kimia berbahaya tersebut.