Yogyakarta – Visi Indonesia Emas 2045 semakin terang dengan usulan dari sejumlah ahli, termasuk dosen dari Universitas Bung Karno, yang menyoroti pentingnya reformasi pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). Menurut mereka, upaya ini, yang didukung oleh industrialisasi dan hilirisasi di seluruh sektor, menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai angka 7-8%.

Reformasi dalam pengelolaan SDA menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan Indonesia menuju masa depan yang lebih makmur dan berkelanjutan. Melalui upaya ini, pemerintah dapat memastikan pemanfaatan SDA secara efisien dan berkelanjutan, serta memaksimalkan nilai tambah yang dihasilkan dari sektor-sektor ekonomi yang terkait.

Industrialisasi dan hilirisasi merupakan langkah lanjutan dari reformasi pengelolaan SDA, di mana Indonesia tidak hanya mengandalkan ekspor bahan mentah, tetapi juga memperkuat sektor industri untuk mengolah SDA menjadi produk bernilai tambah tinggi. Dengan demikian, Indonesia dapat meningkatkan daya saing global dan mendiversifikasi perekonomian.

Langkah ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi negara. Melalui upaya industrialisasi dan hilirisasi, Indonesia dapat mengubah paradigma ekonomi dari ekspor bahan mentah menjadi ekspor produk bernilai tambah, yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Kunci keberhasilan dalam mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045 terletak pada komitmen pemerintah dan kerjasama antara berbagai pemangku kepentingan. Dengan dukungan yang kuat dari semua pihak, Indonesia dapat melangkah maju sebagai negara yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

Dengan demikian, reformasi pengelolaan SDA dengan industrialisasi dan hilirisasi di seluruh sektor bukan hanya menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 7-8%, tetapi juga menjadi fondasi bagi kesuksesan Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.