Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden
Republik Sosialis Vietnam Nguyễn Xuân Phúc dalam kunjungan kenegaraannya ke
Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin
negara membahas berbagai peningkatan kemitraan strategis baik secara bilateral
maupun kawasan.

Dalam keterangannya usai pertemuan berlangsung, Presiden Jokowi menyampaikan
bahwa kedua pemimpin negara membahas upaya peningkatan perdagangan kedua
negara. Kepala Negara mengatakan bahwa pemerintah Indonesia dan Vietnam telah
menetapkan target baru perdagangan bilateral sebesar US$15 miliar pada tahun
2028.

“Dalam lima tahun terakhir terdapat peningkatan perdagangan sebesar
9,77 persen. Untuk itu, kita sepakat menetapkan target baru perdagangan
bilateral sebesar US$15 miliar pada tahun 2028. Indonesia meminta perhatian
terhadap masih terhambatnya produk pertanian dan buah-buahan Indonesia untuk
masuk ke pasar Vietnam,” tutur Kepala Negara.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengapresiasi kepercayaan
pemerintah Vietnam kepada perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di Vietnam.
Presiden pun berharap agar sejumlah isu dapat segera terselesaikan untuk
mendorong investasi baru ke depannya.

“Akumulasi investasi Indonesia di Vietnam mencapai lebih dari
US$600 juta dalam 101 proyek. Saya mengharapkan penyelesaian beberapa isu yang
dialami investor Indonesia yang akan mendorong investasi baru di masa
mendatang,” ucap Presiden Jokowi.

Di samping itu, Presiden Jokowi menyambut baik kerjasama
Indonesia-Vietnam di bidang energi dan sumber daya mineral salah satunya untuk
mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, tenaga hidrogen,
dan smart grid.

Selain itu, Kepala Negara juga menekankan pentingnya peningkatan
konektivitas kedua negara untuk mengembalikan arus lalu lintas barang dan
wisatawan seperti masa pra pandemi dengan revitalisasi dan finalisasi rute
penerbangan baru.

“Rute penerbangan langsung antara pusat-pusat bisnis dan pariwisata
kedua negara harus direvitalisasi. Maskapai dari kedua negara diharapkan dapat
mem finalisasi rencana rute penerbangan baru dari Da Nang ke Denpasar dan Ho
Chi Minh-Jakarta, maupun penambahan rute penerbangan Jakarta-Ho Chi Minh City,”
tutur Presiden.

Dalam isu lainnya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah
Indonesia dan Vietnam telah menyelesaikan perundingan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) mengenai garis batas ZEE kedua negara.

“Setelah melakukan perundingan intensif selama 12 tahun, Indonesia
dan Vietnam akhirnya dapat menyelesaikan perundingan mengenai garis batas ZEE
kedua negara berdasarkan UNCLOS 1982,” ucap Kepala Negara.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Nguyễn Xuân Phúc menyampaikan
bahwa pemerintah Vietnam juga turut menyambut baik kerjasama hubungan bilateral
Indonesia-Vietnam dan juga isu-isu internasional yang menjadi kepentingan
bersama.

“Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden
(Jokowi) terkait dengan hubungan kemitraan strategis yang baik antara Indonesia
dan Vietnam. Dalam mengatasi berbagai tantangan, kita harus meningkatkan
kepercayaan politik dan juga meningkatkan kerja sama ekonomi,” tutur Presiden
Vietnam.