Jokowi membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang
dan Industri (Kadin) Tahun 2022, di Flores Ballroom, Hotel Borobudur, Jakarta.

Dalam sambutannya,
Jokowi menekankan bahwa saat ini Indonesia memperoleh kepercayaan sekaligus
berada pada puncak kepemimpinan global, utamanya di sisi ekonomi.

“Kita enggak sadar
bahwa kita sedang berada pada kepemimpinan puncak global di sisi ekonomi. Trust-nya
itu kita baru saja dapat, ini jangan dilewatkan,” ujarnya.

Kepala Negara pun
mendorong Kadin untuk memanfaatkan kesempatan tersebut dengan merumuskan peta
jalan di berbagai bidang, mulai dari sumber daya manusia (SDM) hingga industri.

“Saya senang kalau
Kadin nanti merumuskan roadmap SDM, roadmap industri
tekstil, roadmap industri logam, roadmap semuanya
ada peta jalannya, sehingga jelas kita akan menuju ke mana, jelas visi kita
akan ke mana,” ujarnya.

Peta jalan tersebut
juga akan membantu menarik serta menggerakkan ekonomi dalam negeri. imbuh
Jokowi

“Ini akan menjadi
sebuah lokomotif besar yang bisa menarik pengusaha daerah, menarik UMKM [usaha
mikro, kecil, dan menengah], semuanya akan ketarik kalau ini jadi. Dan, yang
paling penting menciptakan nilai tambah,” tuturnya.

Pada kesempatan itu,
Jokowi juga mengajak Kadin untuk membangun optimisme di tengah ketidakpastian
perekonomian global. Presiden pun mengutip pernyataan Direktur Pelaksana Dana
Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva yang menyampaikan bahwa
Indonesia adalah titik terang di tengah kesuraman ekonomi global.

“Di tengah kesuraman
ekonomi global, Indonesia adalah titik terangnya, dia  [Kristalina
Georgieva] ngomong seperti itu. Apa alasannya dia berbicara
seperti itu? Karena dia baca angka-angka,” ujar Jokowi.

Jokowi menyebutkan,
inflasi Indonesia yang terjaga pada level 5,7 persen di saat rata-rata inflasi
dunia mencapai 10-12 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menunjukkan
tren positif dan mampu tumbuh 5,72 persen pada kuartal III-2022, berada di atas
proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2 persen pada tahun 2022.

“Purchasing Managers’
Index kita juga pada level yang ekspansif. Semua negara terkontraksi, rata-rata
dunia sudah di bawah 50. Kita angka terakhir yang saya tahu 51,8 masih di atas
50 persen,” ungkapnya.

Kemudian, neraca
perdagangan Indonesia juga berhasil mencatatkan surplus selama 30 bulan
berturut-turut atau sejak Mei 2020.

“Sekali lagi, kenapa
kita tidak optimis kalau angka-angkanya menunjukkan seperti ini? Harus
optimistis. Jangan sampai ada yang menyampaikan pesimisme. Baca angka-angka
tadi, harus optimistis,” pungkasnya.