Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan dialog langsung dengan petani
tebu di Mojokerto, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, petani tebu menyampaikan
berbagai harapan kepada Jokowi, salah satunya meminta dinaikan harga dasar
gula.


Hal itu disampaikan langsung oleh salah satu
petani tebu bernama Madiarto. Permintaan itu atas dasar karena ada kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM).




"Apakah mungkin harga dasarnya (gula) ini
ditingkatkan, karena bensinnya naik pak. Barangkali Pak Presiden..." ujar
Mardianto secara langsung kepada Jokowi, dikutip dari unggahan di Sekretariat
Presiden, Sabtu (5/11/2022).

Jokowi pun menanyakan saat ini berapa harga dasar gula. "Niki
pinten toh (sekarang berapa?)" tanya Jokowi.

Jokowi pun menanyakan saat ini berapa harga dasar gula. "Niki
pinten toh (sekarang berapa?)" tanya Jokowi.

Jokowi berjanji akan membahas kenaikan harga dasar gula dengan
menterinya.

"Oke nanti rapat dengan menteri," ujar Jokowi.

Mardianto memastikan, jika kenaikan harga dasar gula dinaikan, maka
panen tebu yang hanya setahun sekali akan memakmurkan nasib petani.

"Nggih pak Presiden, kalau dihitung nanti petani bisa jaya lagi.
Panen satu tahun sekali, kalau satu tahun sekali, uangnya sedikit. Nanti kalau
disetujui bapak, mudah-mudahan bunganya bisa ditingkatkan, bersamaan dengan
naiknya sparepart dan lain-lain," lanjutnya.

Keluhan lain yang disampaikan Mardianto adalah mahalnya harga pupuk. Ia
mengatakan sebenarnya sarana untuk petani tebu saat ini cukup terpenuhi, mulai
dari bibit hingga pupuk.




"Alhamdulillah sarananya sudah dipenuhi
oleh PTP, bibitnya sudah, pupuknya sudah walaupun agak mahal Pak
Presiden," ujarnya.

Jokowi merespon keluhan tersebut dengan mengakui bahwa saat ini harga
pupuk di seluruh dunia juga mahal. Penyebabnya adalah karena bahan baku pupuk
dari Ukraina dan Rusia yang saat ini tengah perang.

"Pupuk seluruh negara baru semuanya mahal. Baru semuanya mahal,
problem," kata Jokowi sambil tertawa.

"Karena bahan baku pupuk itu dari Ukraina sama Rusia. Lagi
perang," tuturnya.


Mardianto berharap pemerintah bisa membantu
memenuhi kebutuhan pupuk yang tengah mahal. "Tetapi ini bisa dibantu dari
pabrik lagi untuk kita dan kawan-kawan, Pak Presiden," pinta petani

Petani juga meminta agar ditambahkan sarana alat pengangkut tebu.
Madiarto menyampaikan, alat yang dimaksud itu untuk membantu petani mengambil
hasil panen ketika musim penghujan.

Sering menyampaikan bahwa kesulitan ada, terutama hujan, petani tidak
bisa mengeluarkan tebutnya. Sudah disiapkan alat baru untuk menanggulangi.
Tidak memakai tenaga manusia namanya saya nggak tahu itu pak. Bisa membawa dari
becek ke jalan yang keras, alat angkutnya," terang Mardianto

Jokowi kemudian bertanya, berapa banyak alat tersebut yang dibutuhkan
petani tebu. "Jadi butuh berapa banyak?" tanya Jokowi.

"Minimal 100, pak. Koperasi di sini ada 40 koperasi yang rata-rata
punya 1.000 hektare," jawab Mardianto.

Jokowi bertanya berapa harga dari alat tersebut. Tak sempat dijawab,
pejabat lain yang hadir dalam kesempatan itu menjelaskan, bahwa ada program
dari Menteri BUMN Erick Thohir yakni Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat
(Makmur) yang akan memenuhi kebutuhan sarana petani.

"Sudah ada program Menteri BUMN program Makmur, nanti salah satunya
adalah sarana pertanian," kata pejabat tersebut


"Tak cek loh nggih," jawab Jokowi.