Kepala Negara Joko Widodo mengungkap pentingnya peran guru dalam mempersiapkan
generasi penerus. Menurut Jokowi, peran 
guru melalui
pendidikan akan mampu menciptakan anak-anak bangsa yang kompetitif.

Hal itu
disampaikan Presiden Jokowi dalam unggahan di akun Twitter-nya terkait dengan peringatan 
Hari Guru Nasional. Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengucapkan selamat Hari
Guru Nasional 2022.

“Kian ke depan,
tantangan kian berat. Hanya dengan pendidikan yang baik, anak-anak kita akan
siap memasuki masa depan dengan kompetisi yang sengit,” tulis Jokowi.

Oleh karena itu,
ujarnya, peran para guru penting sebagai tumpuan untuk mempersiapkan anak-anak
bangsa menghadapi tantangan. “Para guru menjadi tumpuan kita untuk
mempersiapkan dan menempa anak-anak bangsa menghadapi tantangan dan mewujudkan
harapan kita,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyoroti soal
kesejahteraan para guru pada peringatan Hari Guru Nasional 25 November tahun
ini. Dikatakan, kesejahteraan guru harus menjadi perhatian Negara, sehingga
mereka dapat menjalankan tugas dengan baik.

Sayangnya, hingga saat ini kesejahteraan masih menjadi masalah yang
belum dituntaskan negara. Bahkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan
berdasarkan survei yang dilakukan NoLimit Indonesia pada 2021, terungkap 42%
masyarakat yang terjerat pinjaman online (pinjol) adalah guru.

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan, guru terjerat
pinjol tidak hanya karena literasi keuangan yang buruk, tetapi juga kondisi
kesejahteraan guru yang belum dipenuhi oleh negara. Menurutnya, sejauh ini soal
kesejahteraan guru masih sebatas angan-angan.

Profesi guru di Tanah Air masih belum baik kelas dibandingkan
profesi lain, seperti dokter, pilot, advokat, dan akuntan. Profesi guru masih
dianggap sebagai ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ yang meninabobokan sekaligus jauh
dari prinsip profesionalitas.

“Mestinya setiap profesi, apalagi guru, mendapatkan penghargaan
yang layak baik dari aspek kesejahteraan, perlindungan profesi, dan
kompetensi,” kata Satriwan.

Hal senada dikatakan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Heru Purnomo. Dia mengingatkan negara untuk meningkatkan kesejahteraan guru,
sebab ketika kesejahteraan terpenuhi maka guru akan cenderung mencintai
profesinya.

“Ketika mencintai profesinya, maka para guru akan selalu
meningkatkan pengetahuannya baik keterampilan berpikir maupun keterampilan
bersikap dalam rangka menumbuhkan pedagogi kepada peserta didik,” kata Heru.

Ketika kesejahteraan belum memadai, ujarnya, maka para guru akan
sulit untuk meningkatkan keterampilan pedagogik. Heru menuturkan, keterampilan
pedagogi yang tidak terasah ini tentu sulit bagi guru untuk meningkatkan mutu
pelayanan dalam menumbuhkan kecerdasan berpikir bersikap peserta didik.