Jokowi mengatakan negara berkembang
terus memperjuangkan hak untuk hilirisasi sumber daya alam mentah agar mendapatkan
nilai tambah dan keuntungan yang memadai. Hal tersebut disampaikan dalam ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post
Covid-19 Comprehensive Recovery, di Phnom Penh, Kamboja, pada Minggu.

“Apakah
dengan mengekspor bahan baku mentah negara berkembang mendapatkan keuntungan
yang memadai? Jawabannya tidak. Untuk itu, negara berkembang terus
memperjuangkan hak untuk hilirisasi,” kata Jokowi pada Minggu.

Jokowi
menyampaikan perdagangan dunia harus diatur dengan mempertimbangkan hak
pembangunan negara berkembang. Jokowi juga menyoroti kesulitan yang dialami
negara berkembang saat ingin melakukan hilirisasi.

Hak
pembangunan negara berkembang merupakan salah satu dari tiga fokus utama yang
disampaikan Jokowi untuk ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan.

“Meskipun
proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya,
tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk
itu, saya ingin fokus pada tiga hal,” kata Jokowi.

Fokus
lainnya adalah penguatan fiskal negara-negara anggota ASEAN. Kepala Negara
mendorong agar ruang fiskal harus diciptakan demi stabilitas keuangan.

Selain itu,
kata dia, efisiensi belanja dan alokasi anggaran ke program mitigasi dampak
krisis harus menjadi prioritas termasuk jaring pengaman bagi rakyat kurang
mampu.

“Dukungan
pada sektor yang memiliki dampak terhadap ekonomi kawasan juga harus
diprioritaskan. ADB (Asian Development Bank) telah mengidentifikasinya seperti
pariwisata, agro-processing, dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena
melibatkan UMKM yang wakili 90 persen dunia usaha ASEAN,” kata Jokowi.

Fokus
selanjutnya adalah penguatan dukungan keuangan internasional. Jokowi menegaskan
pentingnya peran lembaga keuangan internasional dalam merespons krisis dan
meminimalisir dampak yang diakibatkan krisis melalui berbagai instrumen
keuangan yang fleksibel.

“Ada
instrumen yang sifatnya darurat sehingga bisa cepat digunakan saat krisis, dan
lebih penting dari itu perlu ada instrumen yang berfungsi mencegah krisis.
Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk antisipasi memburuknya krisis ke depan,
salah satunya dengan perkuat infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk
sinergi kebijakan finansial,” kata Jokowi.

Pada akhir pengantarnya, Jokowi kembali menegaskan pentingnya
berkolaborasi erat dan bekerja sama untuk menghadapi 
krisis ekonomi yang terjadi saat ini.