Joko Widodo mendorong
ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai mitra Komprehensif Strategis
memastikan krisis global yang tengah terjadi saat ini tidak menjalar di
kawasan. Disampaikan pada pengantar KTT ASEAN –RRT ke-25, di Hotel Sokha, Phnom
Penh pada Jumat.

“Hal pertama yang harus
kita tangani adalah ketahanan pangan. Dengan lebih dari 2 miliar penduduk,
menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan merupakan tugas berat bagi
ASEAN dan RRT. Ketahanan pangan kawasan harus menjadi prioritas utama,” ucap
Jokowi

Dalam KTT yang dihadiri
pemimpin ASEAN dan Premier RRT Li Keqiang, Jokowi mengatakan, kawasan masih
rentan terhadap supply shocks produk
pangan. ASEAN sendiri mengeluarkan 61 miliar dolar AS untuk impor pangan, dan
merupakan salah satu konsumen terbesar gandum dan kedelai dunia.

“Saya melihat RRT
memiliki kapasitas besar perkuat strategi ketahanan pangan. Kita harus bekerja
amankan rantai pasok dan stabilisasi harga pangan. Saya berharap ASEAN – RRT
dapat berkolaborasi dalam memastikan buffer cadangan
pangan dan mekanisme daurat pangan kawasan, mengembangkan produksi pangan di
kawasan, dan investasi pada inovasi pertanian,” ujarnya.

Hal kedua menurut Kepala
Negara adalah stabilisasi finansial kawasan. Jokowi menambahkan, ancaman resesi
merupakan tantangan besar bersama dan di tengah situasi sulit seperti saat ini
justru kerja sama harus semakin erat.

“Koordinasi kebijakan
menjadi penting, melalui sinergi kebijakan kita dapat memastikan langkah yang
paling efektif cegah resesi serta memperoleh early warning dan dukungan likuiditas,” katanya.

Terakhir, Jokowi juga
mendorong perdamaian dan stabilitas kawasan harus dijaga dan konflik tidak
boleh terjadi. Sebagai negara besar di kawasan, RRT punya tanggung jawab untuk
ciptakan situasi kondusif. Hal tersebut, menurut Jokowi hanya bisa dicapai
dengan membangun strategic trust dan
penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.

“Kedua hal ini harus
menjadi pegangan kita, dalam mengelola rivalitas di kawasan dan menyelesaikan
isu Laut China Selatan. Jika ini dapat kita bangun, maka kita dapat mewujudkan
kawasan Indo-Pasifik sebagai epicentrum
of growth
,” pungkas Jokowi.