Pemerintah
melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam bibit varietas yang lebih
unggul, bahkan apabila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik
atau genetically modified organism (GMO) maupun bibit impor.
Ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan pers usai
mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo
(Jokowi), di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/09/2022).

“Menggunakan GMO kalau perlu, menggunakan bibit
impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal
dengan varietas tinggi,” ujar Mentan.

Dengan penggunaan varietas yang lebih unggul
ini, diharapkan produksi kedelai di tanah air dapat meningkat secara
signifikan.

“Selama ini kedelai misalnya hanya
[menghasilkan] 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa mendapatkan
varietas yang mampu [berproduksi] di atas 3 sampai 4 ton per hektare,” ujarnya.

Syahrul mengungkapkan, rendahnya volume produksi
kedelai per hektare disinyalir memicu para petani beralih ke jagung. Hal ini
berdampak pada tingginya impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan nasional, bahkan
hingga mencapai di atas 90 persen.

“Selama ini petani itu lebih tertarik menanam
jagung karena harga jagung sama dengan harga kedelai Rp5.000 itu kurang lebih.
Kalau jagung dia per hektarenya 6-7 ton, sementara kedelai cuma 1,5 juta ton,”
ujarnya.

Untuk mendorong minat petani untuk menanam
kedelai pemerintah akan memberikan kepastian harga dengan menetapkan harga
beli. Pemerintah juga mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk membeli
hasil panen para petani.

“Bapak Presiden mengatakan, oke impor memang
harus dilakukan tapi sepanjang bisa ditanam maksimal, maka tanam
sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat, tentukan harganya agar
rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai,” ujarnya.

Syahrul menambahkan, pihaknya juga tengah
menyiapkan lahan untuk pengembangan kedelai hingga mencapai 351 ribu hektare.

“Saya lagi mempersiapkan, kurang lebih sekarang
351 ribu hektare, sekarang baru tanam 67 ribu hektare dan tentu Oktober ini
akan mulai tanam,” pungkasnya.