Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pelaku usaha yang tergabung
dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Dan turut memacu produksi pangan
termasuk beras di dalam negeri.

Dengan begitu, kata Jokowi, Indonesia bisa lebih leluasa
untuk mengekspor pangan, seperti beras. Tidak seperti saat ini, Indonesia belum
bisa mengekspor pangan pokok seperti beras.

Seruan serupa sempat diungkapkan Jokowi dalam kesempatan
berbeda. Apalagi, jika melihat penghargaan yang baru diberikan IRRI karena
menilai sistem ketahanan pangan RI baik dan sudah swasembada beras sejak 2019.

Hanya saja, imbuhnya, saat ini Indonesia belum bisa
mengekspor beras.

"China minta beras 2,5 juta ton. Dari Saudi minta sebulan
100 ribu ton beras. Saat ini kita belum berani. Tapi begitu produksinya
melompat karena bapak ibu terjun ke situ bisa saja melimpah dan bisa kita
ekspor. Dengan harga yang sangat feasible, harga sangat baik," kata Jokowi
saat memberikan pengarahan kepada KADIN, dikutip Rabu (24/8/2022).

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis,
hasil Survei Cadangan Beras Nasional tahun 2022. Hasil survei menunjukkan, per
akhir Juni 2022, tercatat stok beras di Indonesia mencapai 9,71 juta ton.

Di mana stok beras nasional per akhir Juni 2022 adalah
sebanyak 67,94% ada di rumah tangga, sebanyak 11,40% lainnya ada di Bulog.
Sedangkan, di penggilingan ada 7,15% dan pedagang ada 10,67%. Proporsi stok
beras di rumah tangga dan Bulog cenderung meningkat selama Maret-Juni 2022.