Jakarta: Presiden Joko Widodo disebut melakukan langkah yang sangat strategis dalam politik luar
negeri bebas aktif. Pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan
Presiden Tiongkok, Xi Jinping dinilai menjadi kunci utama dalam menjaga
stabilitas nasional.

"Dalam rangka menjamin ketersediaan
pangan dan menjaga momentum pemulihan ekonomi, pertemuan Jokowi dengan Xi
Jinping menurut saya sangat strategis," kata Direktur Riset Center of
Reform on Economics (Core), Piter Abdullah, Jumat, 29 Juli 2022.

Piter menjelaskan di
tengah ancaman
krisis global, Jokowi mampu
menjaga komunikasi dengan negara-negara pemasok utama energi sehingga
stabilitas nasional tetap terjaga.

Menurut dia Presiden Jokowi lihai dalam
memainkan posisi Indonesia sebagai negara yang bebas aktif sehingga tidak
berpihak dalam satu sisi. Di sisi lain, Jokowi juga telah mengamankan
kepentingan nasional terkait pasokan energi dan pangan berkat gaya politiknya.

"Sebelumnya
Jokowi telah bertemu dengan Putin. Saya melihat poin penting pertemuan Jokowi
dan Xi Jinping adalah untuk menjaga pasokan pangan dan menghindari krisis yang
mengancam global. Rusia dan China adalah negara produsen utama energi dan
pangan," jelas Piter.

Piter menyebut
Tiongkok merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi Indonesia.
Terganggunya hubungan antar kedua negara, menurutnya akan berdampak besar
terhadap ekonomi Indonesia.

"Terakhir, di tengah kondisi
likuiditas global yang semakin ketat, harapan masuknya investasi asing juga
semakin terbatas. Jokowi bisa memanfaatkan pertemuan dengan Jinping dan
pemimpin di kawasan Asia Timur untuk mengundang investor mereka ke Indonesia
guna mempercepat pembangunan ekonomi nasional," ungkap Piter.