Pemerintah
berencana membangun kereta gantung sebagai moda transportasi alternatif di Ibu
Kota Negara (IKN) Nusantara Kalimantan Timur. Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bahkan mengunjungi Stevenson Fishing
Port, Harbour Flight Centre, dan Boeing untuk membahas wacana itu.

Dalam
kunjungan itu, pemerintah melalui Bappenas mempelajari regulasi pengembangan
kereta gantung, seaplane, dan pesawat jarak menengah.

"Saat
ini sedang dilakukan penjajakan kesesuaian kereta gantung sebagai angkutan
perkotaan di IKN dan pariwisata, termasuk kesesuaian aspek topografi wilayah
serta added advantage berupa panorama kota," ujar Suharto dikutip dari
laman Bappenas, Selasa (26/7).

Suharso
juga mengatakan pemerintah tengah menelaah pengembangan kereta gantung yang
terintegrasi dengan Rencana Induk dan Sistem Transportasi Perkotaan di IKN.
Namun, upaya pembangunan kereta gantung masih terhambat, terutama aspek skema
pembiayaan dan isu pemanfaatan ruang udara.

Sebelumnya,
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menjadikan penduduk di IKN menggunakan
80 persen transportasi publik. Menurut Jokowi, warga hanya akan membutuhkan
waktu 10 menit untuk mencapai titik yang dituju di seluruh penjuru ibu kota
baru.

"Ibu
kota baru, dari satu titik ke titik lain, diperkirakan city planner, memakan
waktu 10 menit. Jadi, ini 10 Minutes City. Dari sini ke sini, dari sini ke
sini, semuanya 10 menit," katanya.

Mantan
Wali Kota Solo itu menyampaikan, IKN akan dibangun dengan memprioritaskan para
pejalan kaki. Transportasi di IKN Nusantara sebagian besar berupa kendaraan
umum ramah lingkungan.

Dia
berkata, ibu kota baru akan dibangun dengan berbagai teknologi mutakhir dan
ramah lingkungan. Jokowi mengklaim energi yang akan digunakan di IKN Nusantara
adalah energi hijau.

"Delapan
puluh persen transportasi publik, bukan mobil pribadi. Delapan puluh persen
lebih nanti menggunakan energi hijau, hydropower dari Sungai Kayan di
Kalimantan Utara," kata Jokowi.

"Kalau
yang senang naik mobil, apalagi yang mobilnya pakai BBM fosil, jangan pindah ke
ibu kota baru," tambahnya.