Yogyakarta – Pernyataan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) mengenai keyakinan pemerintah terhadap keberlangsungan neraca perdagangan Indonesia yang tetap surplus di tengah konflik antara Iran dan Israel menyoroti stabilitas ekonomi negara di tengah tantangan geopolitik global.

Keyakinan pemerintah ini mencerminkan evaluasi yang hati-hati terhadap potensi dampak konflik regional terhadap perdagangan Indonesia. Meskipun kondisi geopolitik di Timur Tengah mempengaruhi pasar global, pemerintah meyakini bahwa Indonesia memiliki dasar ekonomi yang kokoh untuk tetap bertahan.

Pertama-tama, keyakinan ini didasarkan pada keragaman dan ketahanan ekonomi Indonesia. Meskipun terhubung dengan pasar global, struktur ekonomi Indonesia yang beragam dan kemandiriannya dalam sektor-sektor tertentu memberikan landasan yang kuat untuk mengatasi tekanan eksternal.

Selain itu, keyakinan ini juga mencerminkan strategi yang bijaksana dalam diversifikasi pasar. Indonesia telah melakukan diversifikasi kemitraan perdagangan dan investasi, tidak hanya bergantung pada satu atau dua pasar utama, sehingga memiliki fleksibilitas dalam menghadapi gangguan di pasar tertentu.

Tidak hanya itu, keyakinan ini juga didukung oleh kebijakan yang proaktif dalam memperkuat pasar domestik. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing produk-produk lokal dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Dengan demikian, pernyataan Wamendag tentang keyakinan pemerintah terhadap keberlangsungan surplus neraca perdagangan Indonesia di tengah konflik Iran-Israel menunjukkan bahwa Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang kokoh dan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan global. Dengan tetap menjaga stabilitas dan fokus pada keberlanjutan ekonomi, Indonesia dapat tetap kokoh di tengah dinamika geopolitik yang kompleks.