Pengolahan industri minyak dan gas terbesar
di Indonesia telah berhasil dikelola secara mandiri sejak 1,5 tahun yang lalu.
Blok Rokan Hulu yang dulunya dikelola oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI)
dengan skema Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sekarang telah berhasil
dikelola oleh pertamina hulu rokan (PHR).

Sejak 1,5 tahun tersebut Jokowi terus
melakukan langkah progresif dalam membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia
yang unggul mengelola migas secara mandiri.

Berkat dorongan Jokowi tersebut Kementerian
ESDM berhasil meneukan 128 cekungan migas baru, 20 cekungan sudah berproduksi,
27 cekungan sudah dipastikan kandungan hidrokarbonnya sedakan 68 cekungan masih
dalam tahap penelitian.

Langkah progresi Jokowi tersebut patut kita
apresiasi, ini semua tidak lepas dari pola pemerataan pembangunan pendidikan
baik sarana, prasarana dan SDM pendidik.

Kesiapan SDM Indonesia dalam mengelola Migas
ini terbukti dengan adanya peningkatan jumlah produksi setelah dipegang oleh
Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Pada tahun 2022 PHR berhasil mencapai
produksi rata-rata harian sebesar 164 ribu bph. Targetnya blok rokan ini bisa
memproduksi rata-rata 400 ribu bph. Hal ini guna mendorong Indonesia supaya
lepas dari ketergantungan impor BBM bila semua liftingnya bisa dilakukan dalam
negeri.