Presiden Joko Widodo mengintruksikan kepada tiga menterinya yakni
Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri ESDM Arifin
Tasrif untuk segera melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non
subsidi. Kebijakan tersebut diambil mengingat harga minyak dunia yang menurun.

Mewakili pemerintah,
Erick Thohir mengatakan bahwa sesuai arahan Jokowi, penyesuaian harga jual BBM
non subsidi bakal mulai dilaksanakan hari ini. Hal tersebut sudah didiskusikan
dengan beberapa kementerian terkait di bawah komando Presiden Jokowi.




“Sesuai arahan Presiden
Jokowi dan rapat tiga menteri, yaitu Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menesdm
Arifin Tasrif dan Menteri BUMN. Alhamdulillah hari ini pertamina melakukan
penyesuaian harga jual BBM nonsubsidi.
Berlaku
mulai jam 14.00 nanti,” ujar Erick Thohir

Terdapat
empat jenis BBM yang akan dilakukan penurunan harga. Keempat BBM tersebut
adalah Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina DEX.




Berdasarkan data dari
pemerintah, Pertamax disesuaikan menjadi Rp 12.800 per-liter atau turun Rp1.100
dari sebelumnya Rp13.900. Kemudian, Pertamax Turbo turun dari Rp 15.200 per
liter menjadi Rp 14.180 per-liter, atau turun Rp1.020.




Sementara itu, Dexlite
harganya menjadi Rp 16.150 per-liter atau turun dari sebelumnya Rp 18.300
per-liter. Sedangkan Pertamina Dex turun menjadi Rp 16.750 per-liter dari
sebelumnya Rp18.800 per-liter.




Sementara Erick Thohir
mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi
kepada masyarakat terkait jenis BBM tertentu. Seperti Pertalite dan Solar.

Erick Thohir
menjelaskan penurunan harga BBM non-
subsidi ini mengikuti pergerakan
harga minyak dunia.

“Sementara kami
berkomitmen tetap memberikan subsidi bagi masyarakat untuk jenis BBM khusus
penugasan (JBKP),” pungkasnya.

Berikut ini
perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada
bulan Desember 2022 dibandingkan November 2022: - Dated Brent
turun sebesar US$10,55 per barel dari US$91,67 per barel menjadi US$81,12 per
barel. - WTI (Nymex) turun sebesar US$7,87 per barel dari US$84,39 per barel
menjadi US$76,52 per barel.