Jakarta Dalam acara Forum CEO 2022 di Istana Negara, Presiden
Joko Widodo atau 
Jokowi menyebut SDM Indonesia akan melimpah akibat bonus demografi. Sehingga, pengembangkan kemampuan
perlu dilakukan.

Terkait hal tersebut, akademisi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, M. Syafin Soulisa mengatakan, apa
yang diambil Presiden Jokowi sudah tepat.

Di mana ada program Merdeka Belajar
dan Kampus Merdeka, salah satunya untuk meningkatkan kualitas 
SDM.

"Program ini memberikan
keleluasaan bagi siswa untuk memilih pelajaran sesuai minat mereka. Kebijakan
disusun berdasarkan keinginan dan sangat memprioritaskan kebutuhan siswa, dan
itu yang menjadi daya dukung," kata dia

Menurut Soulisa, program Merdeka
Belajar dan Kampus Merdeka ini adalah salah satu investasi terbaik dalam dunia
pendidikan, di mana para mahasiswa diberikan kebebasan dalam mengembangkan
bakat dan pengetahuan mereka pada keilmuan yang berbeda, hingga mahasiswa mampu
menguasai berbagai berbagai ilmu pengetahuan.

"Saya melihatnya begitu,
investasi yang cukup bagus dalam dunia pendidikan. Namun, pemerintah harus
melihat persiapannya, dalam artian infrastruktur pendukung khususnya di
wilayah-wilayah Indonesia Timur," jelas dia.

Menurut Soulisa, Merdeka belajar
harus dilihat dari sisi kepentingan mahasiswa. "Karena mahasiswa itu
kuliah tapi bisa berkeinginan apa saja," kata dia.

Pernyataan Jokowi

Sebelumnya, dalam acara Forum CEO 2022 di Istana Negara, Presiden
Joko Widodo atau Jokowi mengaku enggan membahas geopolitik maupun kondisi
global.

Jokowi mengaku enggan dianggap
selalu menakut-nakuti pengusaha hingga masyarakat terkait kondisi global.

"Saya tidak ingin berbicara
mengenai problem dunia karena nanti ada yang menyampaikan presiden itu
menakut-nakuti saja setiap sambutan," ungkap Jokowi di Istana Negara,
Jakarta, Jumat (2/12).

Sebaliknya, dalam sambutannya kali
ini, Jokowi ingin menyampaikan berbagai optimisme di tengah berbagai ancaman
dunia. Sebagai bangsa, Indonesia memiliki banyak kekuatan besar. Hanya saja hal
ini sering dilupakan.

"Kenapa kita harus optimis?
Karena berkali-kali saya sampaikan, kita ini memiliki potensi besar, memiliki
kekuatan besar tapi sering kita lupakan," kata dia.

"Kita memiliki SDA, kita
memiliki SDM yg nanti akan muncul bonus demografi," sambungnya.

Terkait bonus demografi, Jokowi
memperkirakan akan ada 210 juta tenaga kerja produktif. Selain itu, Indonesia
juga memiliki pasar yang besar.

"Kita akan memiliki SDM yang
nanti akan muncul bonus demografi. 2030 diperkirakan ada 201 juta tenaga kerja
produktif," kata dia.

Sehingga negara bisa menjadi
fondasi. Apalagi, jumlah penduduk negara kawasan ASEAN di tahun yang sama bisa
mencapai 600 juta.

"Inilah kekuatan yang sering
tidak kita sadari dan harus saya ingatkan terus," kata dia.

Berbagai kekuatan itulah, tambah
Jokowi yang seharusnya diingat dalam membangun strategi besar negara. Strategi
besar ekonomi negara agar bisa mencapai visi yang diinginkan.

"Kekuatan inilah yang harus
kita ingat-ingat terus dalam rangka membangun sebuah strategi besar bisnis
negara," pungkasnya.