Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo memulai rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan meninjau aktivitas pedagang di Pasar Sila dan berkunjung ke desa Tambe, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Pada saat di pasar sila Presiden dan Ibu Iriana juga menyerahkan bantuan modal kerja (BMK) kepada para pedagang kaki lima (PKL) dan bantuan tunai langsung (BTL) kepada para pedagang Pasar Sila
Salah satu pedagang pasar, Nurinayah menyampaikan pesan Presiden Jokowi kepadanya untuk mempergunakan bantuan tersebut sebagai tambahan modal usaha.
“Katanya (Presiden), Rp1.200.000 pergunakan sebaik mungkin untuk tambahan modal usaha,” ujarnya.
Nurinayah pun mengaku senang dan mengucapkan terima kasih atas bantuan modal usaha yang telah diberikan oleh pemerintah. Ia juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di kampung halamannya.
“Terima kasih Bapak Jokowi sudah kasih ini (bantuan) dan sudah mau datang ke kampung kami ke Bima. Semoga Pak Jokowi sehat selalu beserta keluarga,” lanjut Nurinayah.
Senada, warga Bima yang berkesempatan berswafoto bersama Presiden, Lisa juga turut menyampaikan rasa senang bertemu dengan Presiden. Lisa juga menyampaikan harapannya bagi kemajuan Bima.
“Terima kasih Pak Jokowi, terima kasih sudah datang ke Bima. Semoga lebih baik lagi rakyat Bima sama lingkungan semuanya,” kata Lisa.
Sementara itu, warga Bima lain yang hadir ke Pasar Sila, Leni berharap Presiden dapat kembali mengunjungi Bima. Selain itu, Leni juga berharap pemerintah dapat memperhatikan masalah pertanian yang ada di Bima.
“Harapan sebagai rakyat Bima agar Bima bisa dilihat sama Pak Jokowi. Masyarakat Bima butuh masalah jagung, naikkan harga jagung. Harga petaninya harus dinaikkan,” ucapnya.
Sedangkan pada kunjungan di Desa Tambe Presiden RI Jokowi didampingi Ibu Iriana Jokowi meninjau dan meresmikan hunian tetap (huntap) pascabencana badai siklon tropis seroja. Presiden mengharapkan hunian tersebut dapat menjadi tempat tinggal yang lebih nyaman dan lebih baik bagi masyarakat.
“Kita harapkan ini nanti menjadi sebuah kompleks perumahan yang asri, yang saya melihat pasti jauh lebih baik dari yang lama,” ujar Presiden.
Kepala Negara menyampaikan, hunian tetap ini dibangun untuk merelokasi masyarakat pascabencana siklon tropis seroja yang menyebabkan banyak rumah warga rusak. Hunian ini dibangun di lokasi yang baru yang jauh dari bantaran sungai.
“Sekarang sudah selesai di Kabupaten Bima sebanyak 185 rumah dan di Kabupaten Dompu sebanyak 107 rumah. Semuanya sudah selesai dan tadi kita juga sudah serahkan sertifikatnya, rumah dan sertifikat,” ujarnya.
Presiden menyebutkan, hunian ini juga dilengkapi berbagai fasilitas umum (fasum) yang dapat mendukung kegiatan sehari-hari masyarakat.
“Dengan fasilitas umum yang Bapak-Ibu juga lihat, ada masjidnya, alhamdulillah, dan ada fasum-fasum yang lainnya,” pungkasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Suprijanto, menyampaikan bahwa pembangunan hunian tetap ini menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (RISHA) dengan tipe 36 dan dibangun di atas lahan seluas 108 meter persegi. Masa pelaksanaan pembangunan dimulai pada Mei 2021 dan selesai pada Maret 2022 dengan total biaya pembangunan Rp57,3 miliar.
“Masyarakat telah menghuni di sini sejak awal tahun 2022 dan kami berharap upaya ini dapat memulihkan kembali yang terdampak untuk bisa tinggal di tempat yang lebih aman dan lebih layak,” ujar Iwan.
0 Comments
Posting Komentar