Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh komponen bangsa
untuk tetap menjaga optimisme dalam menghadapi ketidakpastian global. Situasi
yang penuh dengan ketidakpastian ini mengharuskan suatu negara untuk dapat
mengelola moneter dan fiskal dengan baik.

Hal
tersebut disampaikan Presiden saat secara resmi membuka Investor Daily Summit
2022, Selasa (11/10/2022), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

“Inilah
yang sering disampaikan, membayar harga dari sebuah perang yang harganya sangat
mahal sekali. Tetapi dengan ketidakpastian yang tadi saya sampaikan, kita harus
tetap optimistis, harus optimistis itu, tetapi, hati-hati dan waspada. Karena
apa pun angka-angka yang kita miliki, Indonesia, pertumbuhan ekonomi di kuartal
kedua kita termasuk yang terbaik di dunia, 5,44 persen,” ujar Presiden

Selain
itu, lanjut Presiden, hingga saat ini kondisi inflasi dan moneter di tanah air
masih terkendali. Ini ditopang oleh hubungan antara otoritas moneter dan
fiskal, Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang berjalan
beriringan dan tidak tumpang tindih.

“Ini
juga tetap harus kita syukuri karena kalau kita bandingkan dengan negara-negara
lain sekarang ini di Argentina sudah 83,5 persen dengan kenaikan suku bunga
sudah 3.700 basis
point
. Kita inflasi 5,9 (persen) dengan perubahan suku bunga kita
di 75 basis point.
Artinya, moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan, ujarnya.

Presiden
juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengambil berbagai kebijakan untuk
menjaga daya beli masyarakat sekaligus mengendalikan inflasi. Pertama,
menyalurkan bantuan sosial senilai Rp502 triliun berupa kompensasi dan subsidi.

“Pemerintah
juga memberikan bantuan sosial baik berupa kompensasi dan subsidi ini besarnya
luar biasa, Rp502,6 triliun, ini angka yang gede sekali. Tetapi ya inilah
karena kita ingin konsumsi tetap, konsumsi masyarakat tetap terjaga, daya beli
masyarakat tetap terjaga, ya bayarannya ini Rp502 triliun,” ujarnya.

Kedua,
pengendalian inflasi secara makro dan mikro. Presiden mencontohkan, pengendalian
inflasi dapat dilakukan tidak hanya dengan menaikkan suku bunga BI tetapi juga
dengan memberikan kewenangan kepada daerah untuk menggunakan dua persen dana
transfer umum dan belanja tidak terduga untuk pengendalian inflasi, salah
satunya dengan subsidi transportasi.

“Caranya?
Ini misalnya ada kenaikan bawang merah di sebuah provinsi, Lampung misalnya.
Sumber bawang merah di mana? Brebes. Karena harga bawang merah naik di Lampung,
sudah, pemda bisa beli langsung ke Brebes atau menutup ongkos transportasi dari
Brebes ke Lampung, itu dibebankan di APBD. Setelah kita hitung-hitung juga
biayanya biaya yang sangat murah,” ujarnya.

Investor
Daily Summit 2022 mengusung tema ‘Optimism
in Uncertainty
’. Ada tiga hal menjadi fokus pada tahun ini, yaitu
isu digitalresource, dan services.

Sejumlah
menteri juga diagendakan menjadi pembicara dalam forum ini, di antaranya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri
Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri
Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia