Yogyakarta – Dalam upaya yang berfokus pada penguatan ekonomi nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini meresmikan injeksi bauksit perdana di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang terletak di Mempawah, Kalimantan Barat. Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan hilirisasi sumber daya alam yang dicanangkan oleh pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Presiden Jokowi menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur smelter alumina ini sebagai langkah strategis dalam mengoptimalkan potensi bauksit yang melimpah di Indonesia. Dengan dioperasikannya SGAR, diharapkan mampu menekan impor aluminium hingga 56%. Ini bukan hanya akan membantu pemerintah dalam menyeimbangkan neraca perdagangan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional.

Lebih dari sekadar mendorong industri, proyek ini juga berpotensi menciptakan ribuan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Dengan hadirnya SGAR, para pekerja lokal akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengembangan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan.

Selain itu, keberadaan smelter ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri turunan yang lebih luas di sekitar wilayah Mempawah. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dari keberadaan sumber daya alam yang ada di daerah mereka.

Presiden Jokowi juga mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam mendukung kebijakan hilirisasi yang diterapkan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat mencapai target pembangunan yang lebih ambisius dan berkelanjutan.

Dengan langkah ini, pemerintah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dan berdaya saing tinggi di kancah global. Dukungan terhadap pengembangan industri dalam negeri akan terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen yang handal.