Yogyakarta -- Dinas Sosial Kalimantan Timur (Dinsos Kaltim) terus memperkuat koordinasi antar-kabupaten/kota dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di wilayah tersebut, khususnya dalam menghadapi dampak sosial sebagai serambi Ibu Kota Nusantara (IKN). Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa perubahan besar yang dibawa oleh pembangunan IKN dapat dikelola dengan baik, sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang signifikan.

Koordinasi yang ditingkatkan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga sosial, dan komunitas lokal. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem yang terintegrasi dan responsif dalam menangani berbagai isu kesejahteraan sosial yang muncul akibat perkembangan wilayah yang pesat. Dengan koordinasi yang baik, setiap daerah di Kalimantan Timur dapat saling mendukung dan berbagi sumber daya dalam menangani PMKS.

Salah satu fokus utama dari koordinasi ini adalah penanganan pengangguran, kemiskinan, dan masalah sosial lainnya yang mungkin meningkat seiring dengan perpindahan dan penyesuaian masyarakat terhadap perubahan lingkungan baru. Dinsos Kaltim telah mengimplementasikan berbagai program pelatihan dan pemberdayaan ekonomi untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan ini dan meningkatkan keterampilan mereka agar lebih siap menghadapi peluang kerja baru yang muncul.

Selain itu, Dinsos Kaltim juga menitikberatkan pada peningkatan layanan sosial, termasuk penyediaan tempat tinggal sementara, dukungan psikososial, dan akses terhadap layanan kesehatan. Dengan demikian, masyarakat yang mengalami dampak sosial dari pembangunan IKN dapat menerima bantuan dan perlindungan yang mereka butuhkan.

Pendekatan inklusif ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembangunan IKN tidak hanya membawa kemajuan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan sosial seluruh masyarakat Kalimantan Timur. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program, Dinsos Kaltim berharap dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Koordinasi yang diperkuat juga melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk memantau dan mengelola data PMKS secara real-time. Sistem ini memungkinkan identifikasi cepat dan penanganan masalah sosial, serta memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara berbagai lembaga yang terlibat.

Dinsos Kaltim optimis bahwa dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang erat antar-kabupaten/kota, tantangan sosial yang muncul dari pembangunan IKN dapat diatasi dengan baik. Melalui upaya yang terus ditingkatkan ini, diharapkan Kalimantan Timur dapat menjadi model penanganan PMKS yang sukses dan mampu menghadapi perubahan dengan tangguh dan adaptif.

Dengan demikian, langkah ini tidak hanya akan mendukung stabilitas sosial di Kalimantan Timur, tetapi juga memperkuat citra IKN sebagai kota yang inklusif dan berkelanjutan, dimana kesejahteraan seluruh warganya terjamin.