Yogyakarta
– Menyambut awal tahun 2023 dengan optimis, Jokowi percaya nilai ekspor
Indonesia akan mengalami
kenaikan bila
dibanding dengan tahun lalu. Peningkatan
ekspor tersebut ditunjang oleh berbagai komoditas utama seperti besi baja,
bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Jokowi pun memproyeksikan pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 ini
akan tetap tumbuh positif meski lebih lambat daripada tahun lalu. Airlangga
menuturkan, Jokowi memproyeksikan nilai ekspor naik di 12,8% dan nilai impor di
14,9%.

Jokowi menginstruksikan agar pertumbuhan ekspor yang positif ini
diikuti dengan peningkatan cadangan devisa. Jokowi juga meminta agar 
Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 1 Tahun 2019
 tentang Devisa Hasil
Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya
Alam dapat diperbaiki.

Terkait negara tujuan ekspor, Airlangga menyampaikan bahwa
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) masih menjadi negara dengan pangsa pasar yang
tertinggi, diikuti Amerika Serikat, India, Jepang, serta Malaysia. Nilai
perdagangan antarnegara anggota ASEAN (intra-ASEAN
trade
) juga masih cukup tinggi.

Selain itu, Jokowi juga mendorong jajarannya untuk mengeksplorasi
dan membuka pasar nontradisional.