Harga nikel dunia cetak rekor sepanjang sejarah, tembus US$100.000 per ton. Dalam sehari melonjak 110%. Pada Selasa pukul 13.14 WIB harga nikel tercatat di US$ 101.350/ton, naik 110,80% dibandingkan posisi sebelumnya.
Diketahui lonjakan tersebut disebabkan oleh short-covering oleh salah satu produsen top dunia tsingshan Holding Group Co. Saat itu, perusahaan asal China sedang berjuang untuk membayar margin call dari bank dan pialangnya.
Selain itu para pelaku pasar cemas kendala pasokan nikel dunia diperparah oleh hukuman Rusia yang merupakan salah satu produsen terbesar di dunia.
"Konflik Rusia dan Ukraina ini hanya mengobarkan api dari pasar logam dasar yang sudah membentang," kata analis ING Wenyu Yao.
Rusia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan proyeksi produksi 250.000 ton pada 2021, mengacu data US Geological Survey (USGS). Jumlah ini setara dengan 9,25% produksi dunia.
Cadangan nikel Rusia mencapai 7,5 juta ton. Merupakan cadangan nikel terbesar keempat dunia dengan porsi 7,9% dari total cadangan seluruh dunia.
Potensi gangguan nikel dari Rusia hanya akan memperparah keadaan pasokan dunia yang sudah ketat.
"Nikel sudah dalam pasokan yang ketat, dan jika pemasok besar dikeluarkan dari pasar, itu akan berdampak besar dalam jangka pendek hingga menengah," kata Kunal Sawhney, chief executive officer di firma riset Kalkine.
"Lonjakan harga akan menambah tekanan lebih lanjut pada pasokan spot."
Persediaan nikel terus menyusut, cadangan nikel yang dipantau oleh bursa logam London (LME) tercatat 77.082 ton. Jumlah ini telah turun 71% dibandingkan puncak persediaan pada bulan April 2021.
"Penurunan persediaan LME yang berkelanjutan dan peningkatan masalah rantai pasokan mendorong harga kelangkaan pasar," ujar Yao.
Akibat lonjakan yang tajam, Bursa Logam London sebagai acuan harga nikel dunia langsung menangguhkan perdagangan.
LME mengatakan dalam pemberitahuan bahwa mereka perlu menetapkan "prosedur operasional untuk melakukan pembukaan kembali yang aman" dan menjajaki kemungkinan posisi beli dan jual "netting-off" sebelum pembukaan kembali perdagangan nikel. Proses ini diperkirakan tidak akan selesai
Indonesia patut bersyukur karena dilimpahi sejumlah sumber daya energi dan tambang, termasuk nikel. Bahkan, 'harta karun' nikel Indonesia merupakan terbesar dibandingkan negara lainnya. Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel).
Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia" yang merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
0 Comments
Posting Komentar