Hasil survei nasional Voxpol Center Research
& Consulting teranyar menunjukkan bahwa mayoritas publik menginginkan
keberlanjutan program pemerintah saat ini oleh presiden baru pada Pemilu 2024
mendatang.

Pengamat politik mengatakan, keinginan publik agar Presiden berikutnya
harus melanjutkan program-program Presiden 
Joko Widodo sangat pantas, karena hal tersebut relate dengan tingkat kepuasan
publik terhadap kinerja Presiden.

“Bahwa kemudian sekarang terlihat
publiknya lebih mencari figur yang melanjutkan kebijakan Pak 
Jokowi, sebetulnya itu relate dengan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja
presiden karena umumnya kinerja Presiden itu diangka 70% kan,” kata Ray
Rangkuti

Menurut pendiri lembaga Lingkar Madani itu, saat ini hanya ada dua isu
yang diinginkan publik kepada pengganti Presiden Jokowi nanti, yakni
melanjutkan kerja Presiden Jokowi atau tidak melanjutkan. Namun, publik lebih
banyak menginginkan Presiden terpilih di Pilpres 2024 melanjutkan kerja-kerja
Presiden Jokowi.

“Secara umum pemilu 2024 hanya terbagi kepada dua isu, pertama isu
melanjutkan kebijakan Pak Jokowi dan yang kedua sebaliknya mengoreksi kebijakan
Pak Jokowi. Oleh karena itu sangat mudah dibayangkan kalau kemudian banyak
dipilih figur yang melanjutkan apa-apa yang sudah dicapai oleh Pak Jokowi,”
ucapnya.

Lewat keinginan ini, beberapa nama yang sempat di endorse oleh Presiden
Jokowi akan mendapat keuntungan politik, karena mereka berkesempatan besar
melanjutkan kerja-kerja Presiden Jokowi ke depan nanti.

“Nah tentu saja ini akan berimplikasi terhadap tokoh siapa kira-kira
yang akan di endorse oleh pak Jokowi. Kalau dengan sendirinya sedikit banyak
itu akan menanggung keuntungan politik lah dari endorse itu, karena itu tadi
melanjutkan pembangunan yang dirasakan di eranya Pak Jokowi,” ungkapnya.

Ray Rangkuti pun tak membantah bahwa Presiden Jokowi berhasil
melakukan pembangunan di seluruh Indonesia secara merata, dan mampu menjaga
kekuatan ekonomi Indonesia agar tetap menguat.

“Kalau itu sih saya kira kita sudah
setuju lah ya dengan cara perkembangan, cara pengelolaan ekonomi dan
sebagainya. Kalau perseginya ekonomi ya saya tidak menguasai itu juga. Tapi
secara kasat mata terjadi pembangunan di sana-sini ya, itu tidak bisa
dinafikan, tidak bisa diabaikan,” jelasnya.

Meski begitu, Ray Rangkuti agak
sedikit memberikan catatan khusus kepada Presiden Jokowi yakni cara mengelola
demokrasi yang selalu mendapat kritik tajam dari berbagai pihak.

“Jadi kalau soal pembangunannya is
oke mungkin banyak orang yang akan memilih figur yang sesuai dengan Pak Jokowi
itu tetapi kalau dari aspek menghormati demokrasi mengelola demokrasi orang
mungkin akan mencari figur yang lain juga,” akuinya.

“Jadi intinya siapapun nanti orang
yang akan ditunjuk oleh Pak Jokowi itu, misalnya di endorse oleh Pak Jokowi
sebagai calon presiden beliau, itu juga harus memperlihatkan sisi demokrasinya
dia, karena itu yang menurut saya agak longgar dari Pak Jokowi,” tutupnya.