Menurut laporan Bank Indonesia(BI) utang luar negeri(ULN)
pada agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5%(yoy) sedangkan pada bulan
sebelumnya 4,3%(yoy). Jika dalam bentuk mata uang maka pada agustus 2022
tercatat US$ 397,4 miliar sedang pada bulan sebelumnya US$ 400,2%.

Menurut
Dirut Departemen Komunikasi BI Junanto Hediawan semakin keecilnya ULN negara
disebabkan pembayaran hutang lebih banyak dibanding penarikan hutanguntuk
pembiayaan program dan proyek prioritas. Hal ini terjadi karena semakin
menigkatnya kepercayaan investor baik domestik dan asing untuk melakukan
invetasi terhadp Surat Berharga Negara (SBN).

Selain
negara pihak swasta juga mengalami penurunan ULN pada Agustus 2022 sebesar US$
204,1 miliar atau mengalami kontraksi 2,0% dibanding pada bulan sebelumnya sebesar
US$ 206,1 miliar atau mengalami kontraksi 1,2%.

Perkembangan
tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial
corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations)
masing-masing sebesar 3,6% (yoy) dan 1,6% (yoy) antara lain karena pembayaran
neto utang dagang dan kewajiban lainnya.

Berdasarkan
sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan
asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin;
sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan dengan
pangsa mencapai 77,5% dari total ULN swasta. ULN tersebut tetap didominasi oleh
ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,1% terhadap total ULN swasta.

"Struktur
ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam
pengelolaannya."

Sementara itu
rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di
kisaran 30,4%, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar
30,7%. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN
Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa
mencapai 87,1% dari total ULN.

"Dalam
rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Negara terus
memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh
penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus
dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan
ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi
stabilitas perekonomian," kaka Junanto.