Dunia kini tengah diselimuti awan gelap. Beberapa negara
bahkan terancam menghadapi triple krisis, yaitu pangan, energi dan keuangan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenarkan hal tersebut.
Namun tidak cuma tiga, melainkan empat. Sebab ada satu lagi yang sejak tiga
tahun terakhir belum sepenuhnya selesai, yaitu krisis kesehatan.

"ini keadaan dunia memang sangat sulit dan bahkan
lembaga internasional mengatakan tahun depan akan gelap signifikan. ini kan
sebuah keadaan, tantangan yang betul-betul tidak mudah," ungkap Jokowi
dalam wawancara khusus bersama CNBC Indonesia.

"Tadi disampaikan triple krisis, bukan. Tapi empat ya.
Di mulai dari krisis kesehatan, krisis pangan, energi dan keuangan. Semua
berbarengan, dimulai dari pandemi covid-19," jelasnya.

Pandemi covid-19 memang belum sepenuhnya selesai. Beberapa
negara belakangan waktu bahkan kewalahan dengan kehadiran varian covid-19 baru
sebab tingkat penyebaran yang lebih cepat. China adalah salah satunya.

Hal ini yang harus menjadi kewaspadaan bagi banyak negara
termasuk Indonesia. Walaupun bagi dari sisi penganganan covid-19 maupun ekonomi
sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan sederet negara lainnya.

"Kita harus tetap optimis, realistis, waspada,
hati-hati itu penting," tegas Jokowi.

Kasus covid-19 di dalam negeri cenderung terkendali
sekalipun ada varian baru. Dari sisi perekonomian, pertumbuhan tinggi terjadi
pada kuartal II-2022 sebesar 5,44%. Ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan
ekspor serta investasi.

Data-data perekonomian Indonesia sangat bagus. Dari
pertumbuhan ekonomi, inflasi hingga rupiah dan anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN).

"Angka-angka seperti ini pun harus diwaspadai secara
detil," ujar Jokowi.

Pertumbuhan tinggi ekonomi Indonesia terjadi pada kuartal
II-2022 sebesar 5,44%, melanjutkan tren positif dalam beberapa kuartal
sebelumnya. Dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi
tumbuh 3,72%. Ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor serta investasi.

Inflasi 4,94% (year on year/yoy) pada akhir Juli 2022, naik
ketimbang bulan sebelumnya di 4,35% yoy. Sementara, angka inflasi inti berada
di 2,86% yoy. Tapi masih lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan
ASEAN maupun belahan dunia lain seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah juga terkendali pada rata-rata level Rp
14.700 per dolar Amerika Serikat. Sempat melemah ke level Rp 15.000 per dolar
AS, akan tetapi kini kembali menguat.

Cadangan devisa pada Juli 2022 berada di US$ 132,2 miliar.
Meskipun berkurang US$ 4,2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, tapi masih
dinilai aman karena setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,1 bulan
impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar
kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

APBN kembali mencetak surplus hingga akhir Juli 2022.
Nominalnya bahkan amat fantastis, yaitu mencapai Rp 106,1 triliun atau 0,57%
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Akan tetapi menurut Jokowi, angka-angka tersebut hanya
bersifat makro. Maka dari itu, Jokowi minta seluruh menteri agar mengecek ke
lapangan untuk mengetahui realitas di lapangan. "Jangan hanya terjebak di
angka saja, tapi lapangan seperti apa juga dicek," tegasnya.