Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pesantren merupakan pusat pembentukan karakter sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Hal itu ia sampaikan saat memberikan orasi kebangsaan dalam acara Dzikir Akbar Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, di Pondok Pesantren Al-Baghdadi, di Karawang Jawa Barat, Sabtu (2/7/22).

Ditemani oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Rumadi Akhmad, kedatangan Moeldoko disambut pengasuh Ponpes KH Junaedi Al-Baghdadi dan puluhan ribu jemaah, yang sejak sore sudah memadati lokasi acara.

Sebelum melaksanakan zikir bersama, Moeldoko didaulat untuk menyampaikan orasi kebangsaan. Tampil dengan setelan jas dan peci hitam, panglima TNI periode 2013-2015 itu bicara soal pembentukan karakter bangsa.

Dalam pandangannya, membangun karakter bangsa dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan baik. Hal itu, tegas Moeldoko, sangat dipengaruhi oleh keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan.

“Saya dulu kalau tidak jadi anak langgar (surau/musala) mungkin tidak akan jadi jenderal,” ungkap Moeldoko.

“Di situ saya digembleng, diajari disiplin, diajari ngaji, diajari saling berbagi. Dan semua itu terbawa sampai saat ini,” lanjut Moeldoko.

Berangkat dari pengalamannya itu, Moeldoko menyebut, bahwa pesantren merupakan pusat pembentukan karakter yang bisa melahirkan sumber daya manusia unggul. Terlebih, jika ditambah dengan adanya majelis-majelis zikir seperti di Ponpes Al-Baghdadi.

“Pesantren dan majelis-majelis zikir seperti inilah yang akan membentuk karakter bangsa. Karena dari sinilah akan lahir SDM-SDM unggul dan berkarakter,” ucap Moeldoko.

Pada orasinya, Moeldoko juga menyampaikan beberapa capaian Presiden Joko Widodo. Seperti pembangunan infrastruktur, pengendalian Covid-19, dan pemulihan ekonomi nasional.

“Presiden Jokowi bercita-cita 2045 Indonesia Maju. Mari bersama-sama kita wujudkan cita-cita beliau,” terang Moeldoko sekaligus menutup orasinya.

Dzikir Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani, di Pondok Pesantren Al-Baghdadi, digelar seminggu sekali, setiap sabtu. Bertempat di lapangan pesantren seluas tiga hektare, majelis zikir diikuti puluhan ribu jemaah dari berbagai daerah.