Pemerintah Indonesia berharap dapat meningkatkan jumlah ekspor ke Timur
Tengah setelah penandatanganan pakta ekonomi baru yang luas dengan UEA.

Menteri Perdagangan Zulfikli Hasan dan
Menteri Ekonomi UEA Abdullah bin Touq Al-Marri menandatangani Perjanjian
Kemitraan Ekonomi Komprehensif di Abu Dhabi pada hari Jumat lalu, setelah
pembicaraan yang bertujuan untuk menghilangkan tarif dan meningkatkan investasi
antara kedua negara diluncurkan September lalu.

Volume perdagangan bilateral mencapai $4
miliar pada tahun 2021, menurut data dari Kementerian Perdagangan Indonesia,
menunjukkan peningkatan hampir 38 persen dari tahun sebelumnya, yang bernilai
$2,9 miliar.

Perjanjian tersebut juga adalah yang pertama
di Indonesia dengan negara Teluk dan yang pertama di UEA dengan negara Asia
Tenggara.

Pakta baru ini diharapkan dapat
meningkatkan ekspor Indonesia ke UEA sebesar 54 persen, atau sekitar $844 juta,
selama 10 tahun ke depan setelah kesepakatan mulai berlaku, karena pakta
tersebut menghapus sekitar 94 persen dari tarif yang ada. Ekspor utama
Indonesia ke UEA meliputi perhiasan, minyak sawit, dan kendaraan bermotor.

“Kesepakatan ini akan menjadi pintu masuk
Indonesia ke UEA, yang merupakan hub untuk meningkatkan ekspor ke tujuan ekspor
non-tradisional di Teluk, Timur Tengah,” ucap Zulfikli Hasan dalam sebuah
pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat.

Pakta tersebut juga mencakup bab tentang
pariwisata, hak kekayaan intelektual, dan saling pengakuan sertifikasi halal
masing-masing negara.

Teks lengkap dari kesepakatan itu tidak
segera diterbitkan, dan kesepakatan itu masih perlu diratifikasi oleh DPR RI,
yang bisa memakan waktu beberapa bulan. Indonesia telah menandatangani
kesepakatan serupa dengan Australia pada 2019 dan Korea Selatan pada 2020.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang
menyaksikan penandatanganan dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed
Al-Nahyan sebagai bagian dari kunjungan sebelumnya ke Abu Dhabi, juga
menyampaikan apresiasi atas peningkatan hubungan kedua negara.

“Di tengah situasi yang menantang yang
kita hadapi sekarang, kita terus bekerja sama untuk meningkatkan hubungan kedua
negara kita,” kata Presiden Jokowi.

Diana Dewi, Ketua Umum Kamar Dagang dan
Industri Indonesia di Jakarta, mengatakan kesepakatan baru ini dapat membantu
para pelaku bisnis Indonesia.

“Kesepakatan ini akan menjadi pintu masuk
bagi pelaku usaha Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke UEA,” kata Dewi kepada
Arab News.

“UEA juga merupakan hub untuk memasuki
pasar Eropa,” ungkapnya.

Kesepakatan luas dapat membawa prospek
baru bagi Indonesia, Bhima Yudhistira, presiden Pusat Studi Ekonomi dan Hukum
yang berbasis di Jakarta, mengatakan kepada Arab News.

“(The) UEA adalah pusat ekspor penting ke
Timur Tengah dan Afrika Utara. Perkembangan UEA di sektor otomotif cukup
prospektif dan akan membutuhkan suku cadang dan komponen dari Indonesia,” kata
Yudhistira.

Tetapi juga menawarkan tantangan baru
bagi ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tambahnya.

“Menerobos pasar UEA dalam hal kualitas
dan persaingan produk merupakan tantangan tersendiri karena pasar UEA adalah
kelompok berpenghasilan tinggi.”