Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah pusat hingga kepala daerah membelanjakan anggaran untuk produk dalam negeri atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2022. Pasalnya, anggaran belanja produk dalam negeri tersebut mencapai sekitar Rp 1.481 triliun. Rinciannya sekitar Rp 526 triliun di Pemerintah Pusat, Rp 535 triliun di Pemerintah Daerah, dan Rp 420 triliun di BUMN. 


"Kita harus memaksimalkan kekuatan kita sendiri terutama kekuatan belanja dalam negeri," kata Jokowi dalam acara Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2021 oleh Badan Pemeriksa Keuangan di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (23/6/2022)


Jokowi mengungkapkan, jumlah itu bukan jumlah yang sedikit. Membeli produk dalam negeri artinya memajukan negeri sendiri. Lewat dukungan kepada produk UMKM, akan banyak kesempatan dan lapangan kerja terbuka bagi anak bangsa. Dengan begitu, upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi bisa terakselerasi di tengah kondisi geopolitik yang memanas.


Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa situasi ekonomi dan politik global yang masih terus bergejolak menimbulkan ancaman krisis di berbagai sektor di seluruh negara. Untuk menghadapi hal tersebut, Presiden meminta agar seluruh jajarannya memiliki kepekaan yang sama dalam menyikapi krisis tersebut dan menyiapkan respon serta kebijakan yang tepat.


“Saya minta kepada Menteri, Kepala Lembaga, Kepala Daerah memahami situasi ini, memiliki kepekaan yang sama, dan segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar potensi yang kita miliki dapat kita manfaatkan dengan baik untuk mempercepat upaya pemulihan yang kita lakukan,” ungkap Presiden.


Menurut Presiden, Indonesia memiliki sumber kekuatan seperti belanja dalam negeri yang jika dimaksimalkan akan berdampak secara signifikan untuk mempercepat upaya pemulihan ekonomi. Presiden menyebut bahwa  sejumlah anggaran telah dialokasikan baik di Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendukung langkah tersebut.


Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan, negara Indonesia harus menjaga negara yang mandiri. Dia meminta semua pihak bekerja keras untuk menciptakan nilai tambah ekonomi dengan hilirisasi industri mulai dari sektor tambang sampai sektor pangan. Lalu, membangun industri pengolahan dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. 


Menurutnya, transformasi menciptakan efek berganda yang berlipat ganda. Bukan hanya pada nilainya, tapi juga pada penyerapan tenaga kerja untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.