Tol laut
merupakan program nasional Presiden Joko Widodo yang dilatarbelakangi adanya
disparitas harga yang cukup tinggi antara wilayah barat dan timur. Tol laut
merupakan penyelanggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur yang
menghubungkan pelabuhan-pelabuhan hub disertai feder dari Sumatera hingga ke
Papua dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar sehingga diperoleh manfaat
ekonomisnya. Tol laut ini merupakan konsep yang diusung guna mendukung proses
penganktan logistic. Dengan begtiu segala proses distribusi barang akan semakin
mudah dan dapat lebih merata ke daerah-daerah terpencil



Dampak dari
kehadiran Tol Laut ini sangat bisa dirasaka oleh masyarakat secara ekonomi,
seperti penurunan harga bahan pokok di daerah 3T dan daerah perbatasan.
Sebelumnya, hanya bahan-bahan pokok di daerah tersebut bisa melambung tinggi
jika dibandingkan dengan wilayah lain yang lebih dekat ke pusat kota. Manfaat
tol laut utama adalah penurunan harga di daerah tertinggal, daerah terpencil,
daerah terluar, dan daerah berbatasan. Sebab selama ini terjadi disparatis
(kesenjangan) harga pada beberapa barang kebutuhan pokok.



Program Tol Laut
merupakan suatu konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititikberarkan pada
Kawasan Timur Indonesia. Konsep terbesut selain untuk mengkoneksikan jalur
pelayaran dari Barat ke Timur Indonesia juga akan mempermudah akses niaga dari
negara-negara Pasifik bagian selatan ke negara Asia bagian Timur. Transportasi
laut yang belum terkoneksi secara maksimal menyebabkan biaya logistic melambung
tinggi. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu ekonomi biaya tinggi. Kehadiran
tol laut diharapkan menjadi instrument pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.



Harga bahan
pokok di wilayah Indonesia bagian timur seperti Kota Tidore Kepulauan, Maluku
Utara turun imbas Program Tol Laut yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Tol
Laut dijalankan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Laut Kementrian
Perhubungan. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Mugen S Sartoto
menyebutkan selain mampu memasarkan produk lokal, keberadaan Tol Laut di Tidore
Kepulauan juga telah berhasil menurunkan harga bahan pokok penting atau
Bapokting. Capt Morgan mengungkapkan, harga barang terutama bahan pokok
(Bapokting) yang diambil dari agen pengguna Tol Laut herganya lebih murah
disbanding harga barang yang pendistribusikanya tidak menggunakan Tol Laut.



              Sebagai
contoh harga beras medium yang pengirimannya menggunakan Tol Laut dijual dengan
harga Rp 9.500/kg, sementara yang pengirimannya tidak menggunakan Tol Laut
dijual dengan harga Rp 10.000/kg. kemudian, tepung terig dijual Rp 10.000/kg
(tol laut), sementara pedagang non Tol Laut menjual dengan harga Rp 15.000 Gula
Pasit jualnya Rp 15.000, non tol laut Rp 16.000, ait mineral 600 mili per
karton Rp 45.000, non tol laut dijual Rp 55.000 per karton.



              Berdasarkan
catatan Menko, harga beras di wilayah Indonesia Timur sudah turun 22 persen
dari Rp 13.000/kg sebelum tol laut beroperasi menjadi Rp 10.000/kg setelah
adanya angkutan tol laut. Begitu pula, harga jual gula pasir turun 28 persen
dari Rp 15.000/kg menjadi Rp 10.800/kg. Harga bawang merah sebelum tol laut
beroperasi mencapai Rp 50.000/kg dengan adanya tol laut turun 20 persen menjadi
Rp 40.000/kg. Kemudian harga minyak goreng curah turun 15 persen dari Rp
15.000/kg menjadi Rp 12.700/kg.



              Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Ridal Ramli mengklaim, harga
kebutuhan pokok di Indonesia bagian Timur sudah berangsur turun seiring dengan
berpontensinya proyek tol laut yang diinisiasi Presiden Joko Widodo. Menurut
Rizal Ramli, keberadaan tol laut makin memperkecil gap harga barang di
Indonesia Timur dengan Indonesia Barat. Hal itu dikarenakan trayek tol laut
Jokowi yang telah dilalui oleh kapal laut berjadwal bersubsidi dari PT Pelni
(Persero) dari Indonesia bagian barat 
menuju bagian timur dan sebaliknya.



Berikut daftar 34 Trayek Tol Laut 2022.
Saat ini pemetintah telah mengoprasikan enam trayek tol laut antara lain :

1. Tanjung Perak (Jawa Timur) –
Tual (Maluku) – Fak-fak (Papua Barat) – Kaimana (Papua) – Timika (Papua) –
Kaimana – fakfak – Tual – Tanjung Perak



·    2. Tanjung Perak – Saumlaki
(Maluku) – Dodo (Maluku) – Merauke (Papua) – Dodo – Saumlaki – Tanjung Perak



·    3. Tanjung Perak – Reo (Nusa
Tenggara Timur/NTT) – Maumere (NTT) – Lewoleba (NTT) – Rote (NTT) – Sabu (NTT)
– Waingapu (NTT) – Sabu – Rote – Lewoleba – Maumere – Reo – Tanjung Perak



·    4. Tanjung Priok (DKI Jakarta) –
Biak (Papua) – Serui (Papua) – Nebire (Papua) – Wasior (Papua Barat) –
Manokwari (Papua Barat) – Wasior – Nabire – Serui – Biak – Tanjung Priok.



·    5. Tanjung Priok – Ternate (Maluku
Utara) – Tobelo (Maluku Utara) – Babang (Maluku Utara) – Tobelo – Ternate –
Tanjung Priok



·    6. Tanjung Priok – Kijang
(Kepulauan Riau) – Natuna (Kepulauan Riau) – Kijang – Tanjung Priok.